Sunday, October 12, 2008

Personal Branding

Personal branding merupakan persepsi, pendapat atau kesan seseorang terhadap kita. Tantangan menjadi karyawan adalah bagaimana menciptakan persepsi yang sesuai dengan yang kita inginkan. Banyak hal yang kelihatannya sepele tetapi dapat mempengeraruhi personal brand seseorang. Sebagai contoh, seorang karyawan yang sering terlambat tiba di kantor, secara tidak langsung membuat citra terhadap diri sendiri sebagai tidak disiplin atau malas. Personal brand seperti ini akan mempersulit karyawan tersebut untuk meningkatkan kariernya di perusahaan. Hal-hal yang positif yang dilakukan karyawan yang sudah mempunyai personal brand yang negatif, bisa saja menjadi tidak terlihat. Begitu juga sebaliknya, kalau kita sudah dapat menciptakan personal brand yang baik dan positif, maka segala urusan akan menjadi lebih mudah.

Untuk memperoleh personal brand yang baik pertama-tama yang dibutuhkan adalah "produk" yang baik. Produk di sini dapat berupa keahlian, attitude, penampilan, cara bicara dan tentu saja yang tidak kalah penting adalah reputasi. Setelah itu, diperlukan cara mengkomunikasikan reputasi atau produk tersebut. Dalam hal komunikasi ini terdapat banyak caranya seperti misalnya menulis artikel, menjadi pembicara, mengajar, terlibat dalam organisasi profesi, memiliki online networking atau blog dan sebagainya. Tentu saja kegiatan kiat tersebut perlu dikaitkan dengan talenta dan kesukaan kita. Seseorang yang lebih senang menulis akan lebih memilih menulis artikel dan yang senang sebagai pembicara akan memilih menjadi pembicara.

Dalam persaingan seperti sekarang, personal brand perlu dimiliki sedini mungkin sehingga hal ini dapat mempermudah kita dalam mencari kerja dan mengembangkan karier kita. Personal brand merupakan asset pribadi yang sangat berharga. Selamat menciptakan personal

Negosiasi Gaji
by Franz Dirgantoro – Country Manager Jobstreet.com

Setelah tahap interview akhir biasanya dilanjutkan dengan negosiasi gaji. Hal ini merupakan tantangan tersendiri dan termasuk hal yang sangat penting untuk karier kita. Biasanya perusahaan mempunyai standar gaji dalam bentuk range. Dalam negosiasi, yang perlu diperhatikan bahwa kita memperoleh range yang tertinggi dan mempunyai benefit lain seperti tunjangan kesehatan, bonus atau pun informasi mengenai peninjauan gaji berkala atau pun peninjauan setelah masa percobaan.

Sebelum wawancara disarankan untuk memperoleh informasi mengenai range gaji yang mungkin ditawarkan. Informasi gaji dapat dilakukan dengan mencari tahu pada kolega yang telah bekerja di perusahaan tersebut atau di perusahaan lain yang mempunyai industri dan skala perusahaan yang sama. Cara lain dengan mencari informasi di institusi yang skala berkala mengelurakan hasil survey mengenai gaji baik melalui internet, asosiasi profesi atau pun media lainnya. Setelah memperoleh informasi, tentu saja mudah bagi kita untuk menyebut range angka pada saat interview dan tentu saja dapat diutarakan bahwa angka itu masih negotiable. Hal ini jauh lebih baik, bila kita menyerahkan masalah ini kepada perusahaan, karena pada kenyataannya banyak dari pelamar tidak dapat menyebut angka gaji yang diharapkan.

Pada saat wawancara, tidak disarankan untuk langsung menolak penawaran yang jauh di bawah standar yang kita inginkan. Ucapkan terima kasih atas penawarannya dan tanyakan apakah ada benefit lain dapat diperoleh. Bila kita masih mau pertimbangkan, disarankan untuk meminta waktu untuk berpikir 1 atau 2 hari sebelum menolak. Tetapi kalau sudah jelas kita tolak, ucapkan terima kasih dan hindari untuk putus hubungan sama sekali. (milis Jobstreet.com>

Related Posts by Categories



Widget by Scrapur

0 komentar:

Recent Comments

  © Blogger template 'Tranquility' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP