Perlu Ilmu Tinggi Untuk Bisa Selingkuh

Kata-kata selingkuh sepertinya belum surut untuk dibicarakan, seakan sudah menjadi tren di masyarakat. Kasus mendua hati ini bukan hanya melanda yang sudah berumahtangga, samapai anak yang baru mengenal pacaran sudah mengerti arti selingkuh. Tren pacara masa kini memang luar biasa, sudah diluar batas normal. Selingkuh sebenarnya tidak memandang gender dan usia, bisa terjadi pada siapa saja.

Tapi hasil penelitian LBH APKI diluar dugaan, data menunjukkan perselingkuhan lebih sering dilakukan oleh orang berpendidikan tinggi. "Dari 51 kasus perselingkuhan yang dilaporkan ke kami selama kurun 2008, 27 pelaku atau 50 persen lebih dilakukan oleh sarjana," kata Ketua LBH APIK (Asosiasi Perempuan untuk Keadilan). Setelah sarjana, tingkat pendidikan lain yang melakukan selingkuh menurut data LBH APIK adalah 20 lulusan SLTA, 2 lulusan SLTP, dan satu lulusan SD. Berbeda dengan tingkat pendidikan, perselingkuhan bisa terjadi di seluruh status ekonomi.

"Tetapi perselingkuhan dilakukan oleh semua orang di segala status ekonomi. Baik kaya maupun miskin. Berbeda dengan poligami yang cenderung dilakukan oleh keluarga mapan,"i. Perselingkuhan itu lebih banyak menimpa pasangan yang memasuki masa perkawinan 10 hingga 15 tahun. Bukan hanya perselingkuhan, poligami juga lebih banyak dilakukan oleh orang-orang berpendidikan tinggi. Data yang juga di LBH APIK menunjukkan, dari 36 pasangan poligami yang mereka tangani, 18 pasangan adalah lulusan universitas.

Data yang sajikan oleh LBH ini memang tidak salah, sebab di perlukan ilmu yang tinggi untuk melakukan selingkuh apalagi lebih dari 3, sama halanya denga korupsi seketat apapun peraturan yang dibut korupsi masih tetap bisa, berarti memang butuh ilmu dan pendidikan yang tinggi untuk mencapainya. Bagaimana dengan anda ? apakah termasuk dalam data survey tersebut ?.

Related Posts by Categories

Widget by Scrapur