Operator Berebut Tiang di Lahan Sempit
Sepertinya para operator sudah lelah dengan perang tariff yang membuat masyarakat jera dengan promo jor-joran di setiap media. Sengitnya pertempuran tarif antar operator raksasa meninggalkan luka di hati sebagian konsumen yang tidak mengerti, sebab promo yang disajikan begitu manis hingga menarik minat pengguna selular. Tapi apa dikata, untung sesaat yang didapat, tapi trauma yang tertinggal susah diobati dan menjadi promosi mulut ke mulut bahwa promo operator tidak benar dan tidak transparan. Kejenuhan ini rupanya ditanggapin serius oleh operator alis sudah tidak mempan untuk meningkatkan penjualan, semua lini menurun baik custumer baru maupun pengguna value add apalagi harus berbagi konsumen dengan operator pendatang baru yang tidak kalah agresip dengan promonya.
Penanaman image-pun segera dilakukan dengan melakukan branding ala produk rokok, bentuk branding yang dilakukan mulai dari billboard selapangan bola, baliho, spanduk, umbul-umbul, separator jalan, kuliner hingga pos polisi. Branding ini bertujuan untuk menguatkan image di masyarakat, tapi harus bertempur dengan produk rokok yang sudah menguasai lahan-lahan strategis untuk billboard. Rokok sudah lama melakukan branding semacam ini karena keterbatasan media promosi mereka dan terhalang oleh peraturan pemerintah.Tidak lama lagi kita akan menikmati pemandangan pohon besi di jalan-jalan protokol kota kita. Memang ini menjadi sumber pendapatan PEMDA setempat tentunya, tapi kalau kebanyakan hutan besi dan pajangan kain umbul-umbul yang berwarna-warni tentu merusak pemandangan. Mudah-mudahan tata kota bisa mengatur tempat-tempat yang sesuai untuk pemasangan tiang-tiang promosi ini dan menyisakan ruang publik.
4 komentar:
Kebayakan masyarakat tidak memperhatikan syarat dan ketentuan yang berlaku.
Tapi yang paling penting adalah pelayanan dan jangkauan yang dimiliki oleh operator tersebut.
Lebih baik bijak terhadap pengeluaran yang digunakan dalam berkomunikasi. Jgn kerena promo murah malah "menjebol" keuangan kita.
Kebanyakan dari mereka mahal harga tarif selulernya
hehehe...kalo saya sih, tetap setia sama 1 operator aja.malas ganti2. soal operator, coba deh strategi blue ocean...kalo bisa, bangun menara di desa2 dan tambahkan jumlah konsumen...
wah di Jogja byk juga tuh tiang2 iklan bertebaran dimana2 :)
Post a Comment