Thursday, December 4, 2008

Rakyat Kecil "Sudah Mulai" Cerdas

"Saya Rahmat sang penyelamat rakyat, begitu banyak rakyat yang menderita dengan keadaan negeri ini padahal bumi kita kaya dengan sumberdaya alam, jangan salah memilih pemimpin jadi pilihlah saya, dijamun tidak ada lagi rakyat menderita". Inilah tren kampanye parpol sekarang, mengatas namakan rakyat kecil yang bisa di bodoh-bodohin atau suranya bisa dibeli 50 rb perak. Pilpres 2009 memang masih jauh tapi ada partai yang sudah curi start, ada juga yang terselubung berkamuflase di balik penderitaan rakyat miskin. Kucup memprihatinkan, padahal amanat menjadi pemimpin di Indonesia itu bebannya berat. Kalau di ukur dari gelar 3 kali profesor juga belum tentu bisa menyelesaikan permasalahan negeri ini. Calon Predisden 2009 yang muncul muka-muka lama, malah ada muka yang bermasalah tanpa merasa berdosa ikutan juga. Melihat mukanya saja kita sudah enggan, apalagi memilihnya jadi presiden. Orang-orang ini berprasangka rakyat kecil masih bisa di iming-imingi janji manis dengan mengeluarkan sedikit dana untuk beli suara.

Padahal arus informasi terutama elektronik sudah hampir merata di pelosok negeri, belum lagi dagelan politik warung kopi. Pergeseran pengetahuan di kalangan rakyat sudah hampir merata, terlebih dengan di ekspos nya para pajabat yang koruptor, wakil rakyat lagi. Bola api yang dimainkan wakil rakyat saat ini sudah tidak ramah, isu politik penetapan undang-undang yang sarat dengan uang, pelesiran yang mengabiskan dana rakyat mengatasnamakan studi banding, banyak lagi aktivitas wakil rakyat yang mubajir. Jadi pemerintah tidak bisa menyalahkan rakyat yang golput, asal mula rakyat tidak peduli dengan urusan penentuan pemimpin adalah akibat perilaku pejabat sendiri yang tidak arif.

Fatwa Ulama yang mengatakan golput haram juga jadi lucu, sepertinya ulama sudah tidak ada kerjaan sampai harus mengeluarkan fatwa golput haram. Lalu kalau rakyat kembali bertanya bila pemimpin yang dipilih korupsi bisa bebas demi hukum fatwanya apa ?, dan dimana ulama saat pemimpin berkhianat. Membangun bangsa tidak harus jadi pemimpin, akhiri semua kepentingan kelompok, bubarkan partai gurem yang cuma ingin mendapatkan dana pemilu, sebab uang itu uang rakyat dan kebalikan ke rakyat. Kami rakyat kecul sudah mulai cerdas, sudah tidak perlu janji-janji manis mu para calon pemimpin, track record masa lalumu sudah cukup untuk menilai kinerjamu di masa yang akan datang. Simpan saja uang mu yang tidak berseri itu atau berikan kepada yang tidak mampu.

Related Posts by Categories



Widget by Scrapur

1 komentar:

Anonymous 12/05/2008 1:15 PM  

mudah2han aja, muka lama berakhlaq mulia....amin

Recent Comments

  © Blogger template 'Tranquility' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP